Contoh Drama Audio “Cintaku tak Kenal Lelah untukmu Ningsih”
00.09
By
Unknown
Tugas Kampus
0
komentar
“Cintaku tak Kenal Lelah untukmu
Ningsih”
Tema : Percintaan
Remaja
Tokoh : 1. Jupri
2. Ningsih
3. Tarno (Ayah Ningsih)
4.
Suryani (Ibu Ningsih)
5. Dani
6. Dewi (Ibu Jupri)
7. Yono
Pemaparan
Pada suatu malam di desa wetan
jago kecamatan jarem kabupaten semarang. Supri dengan semangat ingin mengapeli
ningsih di desa. Jupri menaiki si jago, motor kesayangannya menuju rumah
ningsih dengan rasa tidak sabar dan tergesa-gesa untuk dapat bertemu dengan si
pujaan hati. malam itu dia lupa membawa dompet klasik bermerk kuda jingkrak,
karena lupa membawa dompet, jupri memutar arah kembali ke kossan. Alhasil, jupri
telat untuk mengapeli ningsih dimalam minggu. Ada perasaan bersalah yang
meliliti hatinya, setiba di rumah ningsih jupri disambut oleh wajah ketus
ningsih malam itu. Sungguh nyesek rasanya, andaikan ningsih mau mendengar
alasan jupri, dia pasti merasa bodoh untuk meninggalkan jupri di depan pintu
rumahnya sendirian.
Walaupun jupri di tinggal ningsih
kedalam rumah, namun jupri tidaklah putus asa. Ia terus mengetuk pintu rumah
ningsih berkali-kali sambil memberikan penjelasan kenapa dia bisa telat datang ke
rumah ningsih. Setengah jam berlalu, setelah tidak terdengar suara si jupri di
depan rumah, ningsih mengintip dari jendela kamarnya. Ningsih tercengang
melihat apa yang telah ia lihat dari balik jendela kamarnya. Ternyata jupri
tidak pulang ke kosannya, ia menunggu ningsih di depan rumah ningsih sampai
ningsih membukakan pintu untuknya.
Semakin lama jupri menunggu semakin
gelisah dia melihat kumpulan awan hitam dan udara dingin kian mencekam
sendi-sendinya. Sampai akhirnya hujan turun membasahi bumi, setiap gemerciknya
memiliki arti kepedihan untuk si jupri. Namun jupri tidah goyah, jupri tidak
meninggalkan sejengkal pun dari depan pintu rumah ningsih. Dibalik jendela itu
ningsih melihat kesungguhan jupri, dia pun sedikit melankoli malam itu antara
kasihan dan masih adanya rasa kesal terhadap jupri.
Melihat jupri yang kedinginan
akibat kena hujan dan angin yang kencang, ningsih pun agak tak tega melihatnya.
Iapun akhirnya memaafkan si jupri dan mengambilkan handuk untuk si jupri dan
membuatkannya secangkir teh hangat untuk menghangatkan badannya yang
kedinginan. Namun ningsih tidak membiarkan si jupri masuk ke dalam rumah
dikarenakan orang tua ningsih sedang pergi kondangan di rumah saudaranya yang
berada di daerah salatiga.
Penggawatan
1 jam telah berlalu, orang tua
ningsih pun pulang kerumah membawa 2 buah nasi kotak dan beberapa kue. Melihat
jupri dan ningsih sedang mesra-mesraan di depan rumah, ayah ningsih (Tarno) pun
kesal. Ayah ningsih lalu menghampiri jupri dan mengusir jupri dari rumahnya.
Ningsih pun sedih, ia meminta ayahnya untuk tidak mengusir jupri. Namun semua
kata-kata ningsih di abaikan olehnya, dan ayah ningsih menyuruh istrinya
(Suryani) membawa ningsih masuk kedalam rumah. Ningsih tidak kuasa membantah
perkataan orang tuanya, ia pun masuk ke rumah sambil menangis terisak-isak
karena tidak tega melihat jupri diusir. Tidak lama, jupri pun mengiyakan
perintah ayah ningsih untuk pergi dari rumahnya. Dilihatnya ningsih yang sedang
menangis di balik jendela kamarnya. Ayah ningsih mengusir jupri bukan karena ia
tidak senang melihat anaknya bermesraan dengan seorang lelaki, namun ayah
ningsih sudah menjodohkan ningsih dengan anak temannya yaitu Dani yang
merupakan anak orang kaya tidak seperti jupri yang hanya anak tukang ojek.
Klimaks
Sebelum jupri meninggalkan rumah
ningsih, terlihat sebuah mobil berwarna putih berhenti didepan rumah ningsih,
dan ternyata yang datang adalah si Dani. Dani turun dari mobilnya dengan
membawa banyak makanan untuk ningsih dan kedua orang tuanya dengan niatan untuk
menyogok kedua orang tua ningsih agar ia diperbolehkan membawa ningsih
jalan-jalan di kota. Mengetahui niat si dani, jupri pun kesal dengan si Dani.
Kekesalannya itupun meluap-luap, dihajarnya si Dani hingga babak belur. Orang
tua ningsih pun melihat perkelahian mereka dan berlari kearah mereka untuk
melerai perkelahian yang sedang terjadi. Kemudian jupri pun di usir dari rumah
orang tua ningsih dan menyuruh jupri untuk tidak datang lagi ke rumah itu dan
meminta maaf kepada dani atas perbuatannya itu. Namun jupri menolaknya
mentah-mentah sambil memberitahukan perbuatan dani di belakang mereka. Tetapi
ayah ningsih tidak mempercayainya, alhasil iapun menjadi sangat marah kepada
jupri dan jupripun semakin di bentak-bentak bahkan sesekali ayah ningsih
melakukan kekerasan terhadap jupri. Sehingga jupri tidak kuasa menahan tindakan
tersebut dan ia kembali ke rumah.
Peleraian
Seminggu telah berlalu. Pada sore
hari ketika ningsih sedang berjalan-jalan ditaman, ningsih melihat si dani
sedang berselingkuh dengan wanita lain di taman, dan kemudian ningsih
menghampirinya untuk meminta penjelasannya. Namun dani tidak memberikan
penjelasan, melainkan kebohongan. Ia menyebut ningsih adalah seorang wanita
yang hanya ingin menghabiskan harta milik dani kepada selingkuhannya tersebut.
Perkataan dani tersebut menyakiti perasaan ningsih, lalu ningsih melontarkan
tamparan ke wajah dani. Danipun tidak terima di tampar oleh ningsih, ia pun
membalasnya hingga ningsih terjatuh dan tanpa rasa menyesal, danipun pergi
meninggalkan ningsih seorang diri. Tidak lama, jupri yang sedang berjalan-jalan
bersama sepupunya di taman melihat ningsih yang sedang menangis di bangku taman
seorang diri. Lalu jupripun menggendong sepupunya tersebut agar dapat
menghampiri ningsih. Sesampainya di depan ningsih, jupri menanyakan alasan
kenapa ia menangis. Ningsih pun bercerita kepada jupri mengenai masalah yang
baru saja menimpanya. Mendengar penjelasan ningsih, emosi jupri kembali
meluap-lupa karena tidak tega melihat wanita yang ia sayangi tersakiti oleh
seorang lelaki. Namun ningsih menghentikan jupri dan emosi jupri pun mereda.
Jupripun mengantarkan ningsih kembali kerumahnya. Sesampainya dirumah ningsih,
ternyata ayah ningsih sedang asik membaca Koran di teras rumah dan melihat
mereka pulang. Dihampirinya oleh ayah ningsih dan melihat anaknya sedang
menangis, ia beranggapan bahwa juprilah yang menyebabkan ningsih menangis dan
memar dibagian pipi kanannya dan lagi.. ayah ningsih mengusir jupri. Namun
ningsih memberikan penjelasan apa yang baru saja menimpanya. Ayah ningsih pun
murka, ingin ia datangi rumah dani untuk meminta pertanggung jawaban terhadap
apa yang telah ia perbuat. Namun lagi-lagi ningsih mencegahnya dan menarik
ayahnya untuk kembali duduk. Mengetahui hal tersebut, ayah ningsih membatalkan
perjodahan anaknya dan merestui hubungan ningsih dengan jupri.
TREATMENT
1. Adegan
1 :
Narator
memperkenalkan para tokoh
2. Adegan 2 :
Jupri
sedang bersiap-siap untuk pergi kerumah pujaan hatinya, ningsih
3. Adegan
3 :
Ningsih
keluar rumah dengan kesalnya karena jupri telat datang kerumahnya
4. Adegan
4 :
Hujan
turun dengan derasnya
5. Adegan
5 :
Kedua orang
tua ningsih pulang dari bawen. Ayah ningsih memarahi ningsih dan jupri karena
bermesraan di depan rumah. Jupri diusir dari rumah orang tua ningsih
6. Adegan
6 :
Dani
datang kerumah ningsih
7. Adegan
7 :
Ningsih
memergoki dani yang sedang selingkuh di taman bersama wanita lain
8. Adegan
8 :
Narator
menutup acara
Naskah Drama :
No
|
Tokoh / Istilah
|
Narasi / Audio
|
Adegan 1
|
||
1.
|
Narator
|
Selamat pagi
pendengar setia 102 Teen FM. Pagi ini kita akan mendengarkan sebuah drama
percintaan yang “Cintaku tak Kenal Lelah untukmu Ningsih”. Drama ini
menceritakan tentang cinta antara Jupri dan Ningsih yang terpisahkan oleh
ketidak setujuan orang tua ningsih, dengan alasan jupri bukanlah anak orang
kaya dan juga karena si wanita sudah sejak ia kecil.
Baiklah
pendengar setia 102 teen FM, bagaimanakah kisah sebenarnya ? jangan
kemana-mana, mari langsung saja kita dengarkan drama “Cintaku tak Kenal Lelah
untukmu Ningsih”.
Selamat
mendengarkan
|
Adegan 2
|
||
2.
|
IN-UP-DOWN-OUT
|
Lagu
|
3.
|
Narator
|
Disuatu sore
yang indah, seorang pemuda bernama jupri yang sedang kasmaran dengan seorang
wanita yang berasal dari desa sebelah, ningsih, bermaksud untuk menemuinya
karena pada hari itu adalah hari yang paling membahagiakan untuk mereka, ya..
hari itu tepat 4 bulan jupri menyatakan cintanya kepada ningsih sang pujaan
hatinya. Ia ingin cepat-cepat menemui ningsih untuk memberikan hadiah
|
4.
|
FX
|
Suara
kicauan burung
|
5.
|
Jupri
|
Wahh.. sudah
jam 5 sore nih, aku harus siap-siap ke rumah ningsih. Hari ini aku tidak
boleh telat, karena hari ini adalah hari yang special untuk aku dan juga dia.
Hmm… bunga sudah siap, wangi pula haha. Kue pun sudah siap, ya walaupun kecil
tapi tidak apalah. Oke sekarang saatnya panasin si jago dulu, supaya nanti
dijalan tidak mogok.
|
FX
|
Suara mesin
motor
|
|
6.
|
Ibu Jupri
|
Wah, tumben
kamu sore-sore gini udah rapih. Mau kemana emang kamu ? wangi banget lagi..
abis mandi parfum ya kamu ?
|
7.
|
Jupri
|
Haha iya
dong bu, aku mau kerumah cewek aku bu. Gak dong bu, masa aku mandi parfum?
Aku mau kerumah cewek aku, jadi ya harus wangi. Bu minta uang dong, 50rb aja
buat ajak dia jalan-jalan hehe
|
8.
|
Ibu
|
Wah,
ternyata ada juga ya yang mau sama kamu. Anak mana cewek kamu ? siapa
namanya? halah... Lagi-lagi minta uang, makanya nabung atau kerja biar gak
minta-minta orang tua terus.
|
9.
|
Jupri
|
Itu bu, anak
desa sebelah. Ningsih bu namanya. Cantik deh bu, sholehah lagi orangnya.
Iya-iya bu, ini yang terakhir deh
|
10.
|
Ibu
|
Oh gitu,
kapan-kapan ajak kerumah ya. Ibu mau kenal sama dia. Awas lu kalo minta lagi.
Nih 50rb
|
11.
|
Jupri
|
Oke, nnt aku
bawa kerumah. Iya ibuku cantik, makasih bu. Yaudah aku berangkat dulu ya.
Assalamualaikum!
|
12.
|
Ibu
|
Oke.. jangan
lupa! Iya.. hati-hati ya nak, salam buat ningsih sekeluarga. Wa’alaikum salam
|
13.
|
Jupri
|
Iya bu,
pasti hati-hati kok. Oke nanti aku sampaikan.
|
14.
|
Narator
|
Jupri pun
berangkat menuju rumah ningsih. Namun ditengah perjalanan, jupri lupa membawa
dompetnya. Mau tidak mau, jupri harus balik untuk mengambil dompetnya.
|
FX
|
Suara motor
jupri dan kendaraan yang melintas
|
|
15.
|
Jupri
|
Waduh….
Sial! Dompetnya tadi aku taruh di atas kulkas, lupa aku kantongin. Udah
setengah perjalanan lagi, mau gimana lagi.. aku harus balik ambil dompetku.
|
16.
|
Narator
|
Dompet jupri
sudah di ambil, dan sekarang dia berangkat kembali menuju rumah ningsih.
Namun, di tengah perjalanan jupri terjebak macet. Setelah di cari tahu,
ternyata macetnya dikarenakan ada sebuah mobil truk yang tiba-tiba mogok. Mau
tidak mau ia harus bersabar.
|
FX
|
Suara
klakson motor dan mobil saling berbalas
|
|
17.
|
Jupri
|
Waduh..
bener-bener dah. Ini hari sepertinya hari sialku. Tadi dompet lupa di bawa,
sekarang macet, nanti apa lagi ? walah.. pantesan macet bener ini jalan,
ternyata ada truk gandeng yang mogok. Kapan lancarnya ini? Haduh..
Eh udah agak
lancaran. Sip.. tancap gas menuju rumah pujaan hati!
|
Adegan 3
|
||
18.
|
Narator
|
Jupri
akhirnya sampai di rumah ningsih, diketuklah pintu rumah ningsih. Ketika
ningsih keluar, ia langsung memberikan tatapan masam kepada jupri yang
menandakan kalau ia sedang kesal dengan jupri.
|
19.
|
Jupri
|
Assalamualaikum
ningsih, ini aku jupri.
|
20.
|
Ningsih
|
Wa’alaikum
salam, kirain kamu gak dateng. Ngapain kesini ? (dengan nada ketus)
|
FX
|
Suara
pintu terbuka
|
|
21.
|
Jupri
|
Sayang,
aku kesini untuk kamu. Aku kesini mau ngasih ini kekamu, semoga kamu suka
|
22.
|
Ningsih
|
Apaan
nih ? mau nyogok nih ceritanya ?
|
23.
|
Jupri
|
Gak
kok sayang, aku kasih ini tulus untuk kamu.
|
24.
|
Ningsih
|
Masa
? udah ah… aku ngantuk, mau tidur. Dahh (membanting
pintu)
|
FX
|
Suara
pintu ditutup
|
|
25.
|
Jupri
|
Sayang,
kok kamu gitu? Aku kan kesini buat kamu. Iya maaf aku telat, tadi aku udah
setengah perjalanan kesini kira-kira jam setengah 7 tapi aku lupa bawa
dompet, jadi aku balik lagi untuk ambil dompet. Dan pas balik ke rumah kamu
lagi, ternyata macet. Ada truk mogok. Please buka pintunya sayang. Sayang…
aku akan tetep didepan rumah kamu sampe kamu bukain pintunya. (menggedor-gedor pintu)
|
26.
|
Jupri
|
Aduh..
langitnya mendung lagi. Mana dingin banget lagi udaranya, bakal masuk angin
nih aku (nada berbisik)
|
FX
|
Suara
petir menyambar-nyambang
|
|
Adegan 4
|
||
27.
|
Narator
|
Tidak
lama jupri menggedor-gedor pintu rumah ningsih, hujan pun turun dengan
derasnya dan mengguyur jupri. Ningsih yang melihat dari balik jendela
kamarnya merasa kasihan terhadap jupri. Ia tidak tega jika melihat jupri
sakit karenanya. Ia pun membukakan pintu dan membawa handuk dari dalam
rumahnya.
|
FX
|
Suara
petir dan hujan deras
|
|
28.
|
Ningsih
|
Sayang…
iya aku maafin deh. Nih handuk, kamu pake ya biar gk masuk angin.
|
29.
|
Jupri
|
Iya
makasih sayang udah maafin aku.
|
30.
|
Ningsih
|
Iya,
besok-besok kalau telat kamu kabarin aku dulu ya. Aku kan khawatir, aku kira
kamu kenapa-kenapa.
|
31.
|
Jupri
|
Iya
sayang, nanti aku kabarin kalau aku telat lagi. Maaf udah bikin kamu khawatir
|
32.
|
Ningsih
|
Iya
gapapa kok. Yaudah bentar ya, kamu tunggu disini dulu. Aku mau bikinin kamu teh
anget.
|
33.
|
Jupri
|
Iya
makasih yang
|
34.
|
Ningsih
|
Ini
sayang teh angetnya. Kamu minum ya biar badan kamu agak anget.
|
35.
|
Jupri
|
Iya
sayang.
|
Adegan 5
|
||
36.
|
Narator
|
Kedua
orang tua ningsih pun pulang dari bawen dan melihat jupri dan ningsih yang
sedang bermesraan
|
FX
|
Suara
mobil ayah ningsih dan suara pintu mobil tertutup
|
|
37.
|
Ayah Ningsih
|
Hoiii….
Apa-apaan kalian?! Jangan kalian mesra-mesraan. Bukan muhrimnya!
|
38.
|
Jupri
|
Tidak
kok om, kami tidak ngapa-ngapain kok. Kami hanya mengobrol saja.
|
39.
|
Ayah Ningsih
|
Halah…
mana ada maling ngaku! Kalau maling pada ngaku, penjara penuh.
|
40.
|
Ningsih
|
Beneran
kok yah, kami cuma ngobrol. Aku juga tau mana yang boleh dan mana yang tidak
boleh dilakukan yah.
|
41.
|
Ayah Ningsih
|
Iya
ayah percaya, tapi kamu itu polos. Bisa saja dia megang-megang kamu kan. Ayah
tau pikiran orang-orang kayak dia.
|
42.
|
Ningsih
|
Tapi
beneran yah, aku gak diapa-apain sama dia. Percaya sama aku yah
|
43.
|
Ayah Ningsih
|
Kamu..!
siapa nama kamu ?
|
44.
|
Jupri
|
Saya
jupri om
|
45.
|
Ayah Ningsih
|
Ya…
Kamu jupri..cepat kamu keluar dari rumah saya! Saya gak mau kamu mengotori
rumah saya! Dan kamu ningsih, cepat kamu masuk kedalam!
|
46.
|
Ningsih
|
Tapi
yahh..
|
47.
|
Ayah Ningsih
|
Udah..
jangan ngebantah perintah orang tua. Cepet kamu masuk. Bu, bawa ningsih masuk
cepat!
|
48.
|
Ibu Ningsih
|
Sudahlah
ningsih, ikuti saja perintah ayah kamu. Ibu yakin jupri gak akan diapa-apain
kok. nanti ibu jagain ayah kamu biar gak ngelakuin kekerasan ke jupri. Ibu
janji!
|
49.
|
Ningsih
|
Tapi
ibu, aku ingin mengobrol dengan jupri
|
50.
|
Ibu Ningsih
|
Sudahlah
nak, besok kan masih bisa. Lagian ini udah malam. Ibu gak ngelarang kamu
untuk berpacaran dengan siapapun kok, tapi ingat waktu dan jangan melakukan
hal yang tidak-tidak. Itu saja nak!
|
51.
|
Ningsih
|
Beneran
ibu gak ngelarang aku untuk pacaran sama jupri ?
|
52.
|
Ibu Ningsih
|
Iya
sayang, demi kebahagiaan kamu.. ibu bebaskan untuk memilih calon suami kamu
tapi kenalkan ke orang tua kamu, biar kami bisa tau bagaimana sifatnya, dan
cocok atau tidak denganmu.
|
53.
|
Ningsih
|
Iya
tapi itu jupri gimana bu ? kasian dibentak-bentak ayah terus (dengan tangisan terisak-isak)
|
54.
|
Ibu Ningsih
|
Iya
makanya kamu masuk kekamar kamu, nanti ibu samperin ayah kamu dan melerainya.
|
55.
|
Ningsih
|
Iya,
makasih bu. Tolong ya bu
|
56.
|
Ibu Ningsih
|
Iya
sayang. Yaudah ibu kedepan dulu.
|
57.
|
Ayah Ningsih
|
Kenapa
kamu masih disini ? cepat kamu pergi!
|
58.
|
Jupri
|
Ta..tapi
om. Saya kemari hanya ingin memberikan ini dan mengobrol dengan ningsih
|
59.
|
Ayah Ningsih
|
Yaudah
siniin barangnya, biar saya kasihkan ningsih. Dah sana pulang
|
60.
|
Jupri
|
Iya
om, maafin saya.
|
61.
|
Ibu Ningsih
|
Sayang,
udahlah. Jangan kamu marah-marah. Dia juga sudah minta maaf kan. Yaudah jupri
cepet kamu pulang, udah malem.. udara semakin dingin.
|
62.
|
Jupri
|
Iya
tante, Om saya pamit. assalamualaikum
|
63.
|
Ibu Ningsih
|
Iya
wa’alaikum salam.
|
64.
|
Ayah Ningsih
|
Wa’alaikum
salam (nada kesal)
|
Adegan 6
|
||
65.
|
Narator
|
Tidak lama
kemudian, terlihat sebuah mobil berwarna putih berhenti didepan rumah
ningsih. Ternyata yang datang adalah dani. Ia datang membawa banyak makanan
untuk ningsih dan kedua orang tuanya. Jupri ternyata mengenal dani, dimata
jupri.. dani tidaklah lebih dari seorang playboy rendahan. Jupri yang
mengetahui dani seorang playboy langsung menghajarnya tanpa pikir panjang dan
terjadilah perkelahian diantara mereka berdua. Perkelahian tersebut dilihat
oleh ayah ningsih dan langsung ia datangi untuk melerai mereka berdua.
Setelah dilerai, jupri pun langsung memberitahu kepada ayah ningsi tentang
sifat si dani yang playboy. Namun, ayah ningsih tidak percaya terhadap jupri.
Ia malah makin dibenci oleh ayah ningsih dan kembali di usir.
|
FX
|
Suara mesin
mobil
|
|
66.
|
Jupri
|
Heh..
ngapain lu kesini ? (nada sinis)
|
67.
|
Dani
|
Lahh.. lu
ngapain kesini ?
|
68.
|
Jupri
|
Lah.. ini
rumah cewek gw bro. lu ngapain dateng kesini?
|
69.
|
Dani
|
Gw sih
kesini mau jemput ningsih, mau gw ajak dia jalan-jalan ke kota
|
70.
|
Jupri
|
Hah ?! itu
cewek gw! Jangan pernah lu deketin dia. Gw gak mau dia tersakiti kayak
mantan-mantan lu!
|
71.
|
Dani
|
Jah..
ngaku-ngaku dia. Gw itu udah di restuin sama orang tuanya. Gw juga udah di
jodohin sama dia dari lama.
|
72.
|
Jupri
|
Kurang ajar
lu, jangkrik! (menghajar dani)
|
73.
|
Dani
|
Apa-apaan lu
kampret ?! ngajak ribut lu ?! (bales
menghajar)
|
74.
|
Ayah Ningsih
|
Woi..
apa-apaan kalian ? berantem di rumah orang. Kalau mau berantem gih ke
lapangan, jangan dirumah ini! Kamu lagi… ini pasti kamu yang bikin ulah pertama
kali kan?! Ngaku!
|
75.
|
Dani
|
Iya tuh om..
dia yang mulai duluan. Saya gak tau apa-apa main dihajar aja sama dia.
|
76.
|
Ayah Ningsih
|
Nah bener
kan, kamu itu cuma bisa bikin masalah aja! Pergi sana cepat! Sebelum masalah
lain muncul
|
77.
|
Jupri
|
Tolong dengerin
penjelasan saya dulu om
|
78.
|
Ayah Ningsih
|
Apa coba
jelasin !
|
79.
|
Jupri
|
Gini om,
dani ini cowok playboy om. Dia sering banget nyakitin perasaan perempuan.
Temen sekolah saya sudah banyak yang menjadi korbannya om.
|
80.
|
Ayah Ningsih
|
Halah.. itu
mah bisa-bisanya kamu aja kan?! Gak mungkin dia ngelakuin hal semacam itu!
|
81.
|
Jupri
|
Ta…tapi om.
Saya tidak bohong
|
82.
|
Ayah Ningsih
|
Sudah cepat
kamu pergi!
|
83.
|
Jupri
|
Baik om (memasang muka sedih)
|
84.
|
Dani
|
Hahaha..
makanya jangan sok jadi orang! Emang enak gak di percaya ?!
|
85.
|
Jupri
|
Jangkrik!
Liat aja lu, gw bakal ngebuktiin ke ayah ningsih kalau lu itu playboy cap
ikan asin.
|
86.
|
Dani
|
Gih.. gw gak
takut tuh
|
87.
|
Ayah Ningsih
|
Nak dani,
kemari. Sudah ditunggu ningsih tuh didalam.
|
88.
|
Dani
|
Iya om
|
Adegan 7
|
||
89.
|
Narator
|
Pada suatu
sore, ketika ningsih sedang berolahraga sore di taman dekat rumahnya. Ia
melihat dani yang sedang asyik menggombali wanita lain. Tidak terima dengan
perbuatan dani tersebut, ningsih pun menghampirinya untuk meminta penjelasan.
Namun yang dani berikan adalah kebohongan. Dani mengaku bahwa ningsih itu
hanyalah seorang wanita yang hanya mengincar harta milik dani saja. Tidak
terima dibilang seperti itu, ningsih menampar dani sekeras-kerasnya. Namun
tamparan itu malah dibalas oleh dani, ia melayangkan tamparan yang keras ke
wajah ningsih hingga ia tersungkur.
|
FX
|
Suara
anak-anak sedang bermain dan kicauan burung
|
|
90.
|
Ningsih
|
Ha.. itu
bukannya dani ? ngapain dia sama cewek itu? Jangan-jangan dia selingkuh! (sambil berjalan menuju dani)
|
91.
|
Ningsih
|
Dani!
Ngapain kamu sama cewek lain ? kamu selingkuh ya ?
|
92.
|
Dona
|
Sayang, dia
siapa?
|
93.
|
Dani
|
Dona sayang,
dia itu cewek yang deketin aku. Aku yakin dia cuma mau mengincar harta aku
saja. Udah abaikan saja ya
|
94.
|
Ningsih
|
Ha? Aku
ngincer harta kamu? Mikir deh ya. Aku gak suka dijodohin sama kamu, tapi kamu
terus-terusan ngedeketin aku sampai hubungan aku dengan si jupri hancur
|
95.
|
Dona
|
Bener apa
yang cewek itu bilang yang?!
|
96.
|
Dani
|
Gak sayang,
dia itu cuma berbohong! Udah ayo kita tinggalin aja
|
97.
|
Ningsih
|
Apa-apaan
aku berbohong? Kamu itu yang bohong! (menampar
dani)
|
98.
|
Dani
|
Kok kamu
nampar aku sih? Kamu yang salah malah aku yang kena tampar (balik menampar)
|
99.
|
Ningsih
|
Aduhhh (jatuh tersungkur)
|
100.
|
Dani
|
Udah sayang,
ayo kita tinggalin aja dia sendiri (sambil
menarik tangan dona)
|
101.
|
Ningsih
|
Salah aku
apa sih ? (menangis)
|
102.
|
Narator
|
Secara
kebetulan, jupri sedang membawa sepupunya berjalan-jalan dan bermain di
taman. Jupri melihat ningsih yang sedang menangis seorang diri ditaman lalu
menghampirinya. Lalu ningsih menjelaskan yang sebenarnya terjadi dan marahlah
ia kepada dani, namun ningsih memegangi tangan jupri agar jupri dapat
mengendalikan emosinya.
|
103.
|
Jupri
|
Yono.. ayo
kita main ke taman, disana ada banyak teman-teman seusiamu
|
104.
|
Yono
|
Iya ka, ayo
kita kesana. Aku juga pengen main
|
105.
|
Jupri
|
Itu bukannya
ningsih ya? Kok dia kelihatan sedih? (berbisik)
|
106.
|
Jupri
|
Yono, kamu
main dulu ya sama temen-temen. Tapi ingat jangan jauh-jauh dari kakak
|
107.
|
Yono
|
Iya kakak
|
108.
|
Narator
|
Jupri pun
menghampiri ningsih yang sedang menangis seorang diri
|
109.
|
Jupri
|
Ningsih..
kamu kenapa menangis?
|
110.
|
Ningsih
|
Jupri.. tadi
aku mergokin dani selingkuh, aku samperin dia.. malah aku di bilang penipu,
dan dia juga nampar aku (nada bersedih)
|
111.
|
Jupri
|
Apa?! Kurang
ajar! Dimana dia sekarang? Biar aku hajar dia
|
112.
|
Ningsih
|
Jangan
jupri, gak usah. Biarkan saja
|
113.
|
Jupri
|
Tapi kalau
dibiarin aja, nanti makin banyak korbannya
|
114.
|
Ningsih
|
Iya sih,
tapi aku gak mau kamu terluka
|
115.
|
Jupri
|
Yaudah iya
deh. Udah dong kamu juga jangan nagis lagi, kan udah ada aku disini. Ningsih,
kamu sama dani udah putus kan ? berarti aku punya kesempatan dong buat jadi
pacar kamu lagi?
|
116.
|
Ningsih
|
Iya, aku
udah gak sedih lagi kok karena ada kamu disis aku. kamu punya kesempatan dan
aku juga memang ingin kamu tetap jadi pacar aku kok
|
117.
|
Jupri
|
Kalau
begitu, yuk pacaran lagi. Aku kangen masa-masa kita pacaran kemarin hehe
|
118.
|
Ningsih
|
Iya. Aku
juga kangen itu.
|
119.
|
Jupri
|
Udah tenang
kan kamu ? mau aku anter kamu balik? Udah mau maghrib juga
|
120.
|
Ningsih
|
Iya aku mau
|
121.
|
Jupri
|
Oke. Bentar
ya, aku panggil yono sepupuku dulu. Baru kita pulang
|
122.
|
Ningsih
|
Oke.. aku
ikut cari ya
|
123.
|
Jupri
|
Iya. Yono..
ayo kita cepet pulang, udah mau maghrib. Nanti kamu dicariin mama kamu
|
124.
|
Yono
|
Iya kak
|
125.
|
Jupri
|
Tapi kita
kerumah kakak ningsih dulu ya. Nemenin kakak ningsih.
|
126.
|
Yono
|
Oke kakak.
Halo ka, aku yono
|
127.
|
Ningsih
|
Halo.. nama
kakak ningsih. Kamu berapa tahun umurnya?
|
128.
|
Yono
|
Aku udah 8
tahun kak.
|
129.
|
Narator
|
Sesampainya
dirumah, ayah ningsih yang melihat ningsih agak memar dibagian pipi dan
ketahuan kalau ningsih habis menangis, ayah ningsih langsung memukul jupri
karena mengira memar pada pipi ningsih dan nangisnya ningsih itu disebabkan
oleh jupri. Tapi ningsih langsung menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Ayah
ningsih meminta maaf ke jupri dan merestui hubungan mereka berdua
|
Adegan 8
|
||
130.
|
Narator
|
Baiklah
pendengar, telah kita dengarkan drama percintaan “Cintaku tak Kenal Lelah
untukmu Ningsih”. Sangat menghibur bukan? Apalagi konfliknya sering kali ada
di masyarakat. Di dalam cerita tadi, terdapat pesan moral yaitu sebaiknya
orang tua melihat atau menyelidiki sifat dan perilaku orang yang akan dijodohkan
dengan anaknya jadi jangan pernah mementingkan materi terlebih dahulu, namun
lihatlah sifatnya, perilakunya, tata kramanya, barulah materi. Zaman sekarang
ini memang kita semua sudah mulai dibutakan oleh materi dan menganggap
semuanya dapat dibayar dengan materi. Namun pemikiran tersebut salah besar,
karena materi yang kita miliki semata-mata adalah titipan Sang Ilahi.
Baik
pendengar setia 101 Teen FM, sampai jumpa minggu depan dijam yang sama namun
dalam drama yang berbeda. Salam teenagers!
|
0 komentar: